Room Tanya Jawab Hukum Bisnis...

Mau tanya, klo suatu perusahaan asing udah setor uang US$ 1 M ke bank, lalu sambil menunggu proses pendaftaran dll, mereka mau narik uang itu dari bank dan meninggalkan beberapa dollar saja di bank tersebut, itu bermasalah gak ya?
apa ada aturan yg melarang hal tersebut?

selamat siang..

saya agak rancu sama satu hal jadi saya minta tolong pendapat rekan2 semua..

jadi ceritanya ada sales n purchase agreement (SNP) soal saham perusahaan badan hukum indo antara org luar dan org indo, formalnya SNP ini adalah jual beli saham, tapi sebenarnya ini soal aset /izin dari perusahaan yg akan dialihkan tersebut. nah pertanyaan saya, bolehkah para pihak sepakat utk membuat SNP ini tunduk pada hukum asing?

thanx in advance rekan2!

enjoy_capitalism wrote:

selamat siang..

saya agak rancu sama satu hal jadi saya minta tolong pendapat rekan2 semua..

jadi ceritanya ada sales n purchase agreement (SNP) soal saham perusahaan badan hukum indo antara org luar dan org indo, formalnya SNP ini adalah jual beli saham, tapi sebenarnya ini soal aset /izin dari perusahaan yg akan dialihkan tersebut. nah pertanyaan saya, bolehkah para pihak sepakat utk membuat SNP ini tunduk pada hukum asing?

thanx in advance rekan2!

tindakan jual-belinya dmn? klo di Indonesia sih sudah sepatutnya pake ketentuan hkm Indonesia..klo tansaksinya diluar negeri, pada dasarnya perjanjian yg dibuat diluar negeri sana itu diakui sm Indonesia sepanjang tdk bertentangan sama hkm Indonesia itu sendiri

yg diperjualbelikan saham pt kan? ya tunduk ma hukum indo dong... kalo mao melintir tambain aja klausul hukum asing yg mo diadopsi dalam snp nya...

salam kenal semuanya,
ane masih nubie nih,hehe.

lawyer ane mau nanya dong,
pertanyaan ane, bentuk perlindungan hukum bagi para pemegang saham minoritas dalam RUPS tuh seperti apa yah?soalnya jika kita lihat asas "one share one vote" maka posisi mereka tuh lemah banget?
kira-kira ada ga yah upaya yang bisa mereka lakukan?

terima kasih..

fuuuck! gw lupa! padalan dulu apal banget yg ginian! kelamaan kerja di kantor sampah kayanya....

yg 10% bukan sih?

bane wrote:

fuuuck! gw lupa! padalan dulu apal banget yg ginian! kelamaan kerja di kantor sampah kayanya....

yg 10% bukan sih?

iya bener kaya yang kepemilikan sahamnya cuma 10 %, mohon pencerahanya bane..ane masih nubie nih,masih harus banyak belajar,heheh..terimakasih

setau gw, minority shareholders bisa mengajukan gugatan terhadap perseroan ke pengadilan negeri klo keputusan RUPS telah merugikan mereka karena tidak adil, dan alasannya gak wajar dari RUPS tsb

morroc wrote:

setau gw, minority shareholders bisa mengajukan gugatan terhadap perseroan ke pengadilan negeri klo keputusan RUPS telah merugikan mereka karena tidak adil, dan alasannya gak wajar dari RUPS tsb

jadi nanti putusan pengadilan negeri bisa membatalkan risalah hasil RUPS gitu yah?

btw, larangan nominee selaen di uu 25/2007, dimana lagi diatur yak??

oh ya? ada larangan nominee? pasal brapa?

eh, balik ke yang 10%, kenapa di threshold di 10% ya?

kucingbakar wrote:

btw, larangan nominee selaen di uu 25/2007, dimana lagi diatur yak??

owh itu... masih bisa diplintir ah.... biasanya sih pake pledge of shares. biasanya... btw 25/2007 itu apa yak?

bane wrote:

owh itu... masih bisa diplintir ah.... biasanya sih pake pledge of shares. biasanya... btw 25/2007 itu apa yak?

Uu investasi bukan? pasal 33 kalo nggak salah. Btw, kayaknya yg bener2 di larang baru utk FDi kalo utk sektor lain blum ada setau gw. Malah cenderung diakuin. Misalnha Di pasamodal itu kan di kenal konsep nominee, di BW juga kalo mau ditarik konsep wali mirip2 sama nominee. bank Indonesia juga mengenal konsep beneficial owner. Itu kam sama aja sama nominee.

@kucing kalo nggak salah disertasi gunawan widjaya masalah ini dan bukunya ada. Coba aja dibaca2 kalo tertarik.

Ngemeng2 soalnya pledge of shares, biasanya kan dibarengin sama irrevocable poa tuh? Gw pernah baca kalo surat kuasa mutlak yg tidak dpt ditarik itu nggak sah. Ada yurisprudensinya kalo nggak salah. Nah kalo tina2 nomineenya maen gila dan batakin surat kuasa gimana tuh? Bisa sih diiket harus bayar loannya dulu. let say waktu jadi nominee ptnya kecil jadi loannya juga kecil. Trus tiba2 skrg ptnya jadi gede, jadi jumlah loannya lebih kecil dari nilai sahamnya, bisa nggak gw maen gila bayar loannya dan batalin surat kuasanya?

wait...wait... irrevocable poa tuh bukannya beda dengan kuasa mutlak? kuasa mutlak bukannya yg bisa bertindak untuk apa saja? mirip2 general proxy gitu....

kalo nda salah lo yaa....

bane wrote:

wait...wait... irrevocable poa tuh bukannya beda dengan kuasa mutlak? kuasa mutlak bukannya yg bisa bertindak untuk apa saja? mirip2 general proxy gitu....

kalo nda salah lo yaa....

Iya sorry maksudnya kuasa mutlak yg irrevocable. Kalo yg sepesifik misalnya jual rumah dlm waktu tertentu mgk nggak bisa dibatalin. Tapi kalo mutlak dan nggak bisa dibatalin itukan sama aja seperti novasi hak sementara konsep poa sendiri adalah perwakilan dan si wakil bertindak utk kepentingan si pemeberi kuasa. Jadi aneh kalo perwakilan mempunyai power yg lbh tinggi dr memberi kuasa. Or something like that, gw lupa spesik pertimbangan hknya kenapa kuasa mutlak itu tidak boleh tidak bisa ditarik

iya gw juga pernah baca apa denger gitu kalo kuasa mutlak nda bisa. tapi lupa lagi keterangan lanjutannya ehehehe

mau tanya nih,
Misal ada seorang Direksi PT.ABC, yg bernama Mr.M (Warganegara Amerika) yang jadi sole Director d PT tersebut. Nah yg jadi masalah, selama kurun waktu 5 tahun terakahir Mr. M tersebut sangat jarang berada d Indonesia, misal ada keperluan yang penting banget aja baru datang k Indo.Mr.M dalam waktu 5 tahun selalu saja menyerahkan tugasnya pada bawahannya (Manager) dengan menggunakan Surat Kuasa , dan hal ini selama ini disetujui oleh Komisaris.
Dan yang menjadi pertanyaan adalah, apakah tindakan ini menyalahi hukum?
Thanks before.

sls_amg wrote:

Misal ada seorang Direksi PT.ABC, yg bernama Mr.M (Warganegara Amerika) yang jadi sole Director d PT tersebut. Nah yg jadi masalah, selama kurun waktu 5 tahun terakahir Mr. M tersebut sangat jarang berada d Indonesia, misal ada keperluan yang penting banget aja baru datang k Indo.Mr.M dalam waktu 5 tahun selalu saja menyerahkan tugasnya pada bawahannya (Manager) dengan menggunakan Surat Kuasa , dan hal ini selama ini disetujui oleh Komisaris.
Dan yang menjadi pertanyaan adalah, apakah tindakan ini menyalahi hukum?
Thanks before.

yg dikuasakan kepada Manager dalam lingkup tugas yg seperti apa? klo menurut gw, sepanjang itu bukan mengenai approval yg memang harus diberikan secara langsung oleh Direktur ataupun mewakili PT di pengadilan, it shall be inferred as a violation.
Tp coba lo liat lagi ketentuan di Anggaran Dasar tuh PT, sapa tau aja ketentuannya gak melarang

sls_amg wrote:

mau tanya nih,
Misal ada seorang Direksi PT.ABC, yg bernama Mr.M (Warganegara Amerika) yang jadi sole Director d PT tersebut. Nah yg jadi masalah, selama kurun waktu 5 tahun terakahir Mr. M tersebut sangat jarang berada d Indonesia, misal ada keperluan yang penting banget aja baru datang k Indo.Mr.M dalam waktu 5 tahun selalu saja menyerahkan tugasnya pada bawahannya (Manager) dengan menggunakan Surat Kuasa , dan hal ini selama ini disetujui oleh Komisaris.
Dan yang menjadi pertanyaan adalah, apakah tindakan ini menyalahi hukum?
Thanks before.

kerjaan kantor ya?

tanya ama senior 18 dong

sls_amg wrote:

mau tanya nih,
Misal ada seorang Direksi PT.ABC, yg bernama Mr.M (Warganegara Amerika) yang jadi sole Director d PT tersebut. Nah yg jadi masalah, selama kurun waktu 5 tahun terakahir Mr. M tersebut sangat jarang berada d Indonesia, misal ada keperluan yang penting banget aja baru datang k Indo.Mr.M dalam waktu 5 tahun selalu saja menyerahkan tugasnya pada bawahannya (Manager) dengan menggunakan Surat Kuasa , dan hal ini selama ini disetujui oleh Komisaris.
Dan yang menjadi pertanyaan adalah, apakah tindakan ini menyalahi hukum?
Thanks before.

kecuali diatur sebaliknya oleh AD/ART kayaknya nggak masalah. Kan direksi emang bisa memberi kuasa ke komisaris atau ke org lain.

Cuman kalo ada apa2 sama tuh perusahaan, ada risk masalah fiduciary duty si direksinya. dia bisa dibilang tidak beritikad baik karena sama sekali nggak pernah ngurus perusahaanya.

Dugaan gw si direksinya ini statutory director dr kompeninya yah? bilangin ma dia di Indo nggak ada perbedaan tanggung jawab antara direksi dan statutory director. nggak kaya di common law. jadi mendingan kalo mau aman angkat satu org di Indo jadi direksi juga atau malah mengundurkan diri aja.

bane wrote:

sls_amg wrote:

mau tanya nih,
Misal ada seorang Direksi PT.ABC, yg bernama Mr.M (Warganegara Amerika) yang jadi sole Director d PT tersebut. Nah yg jadi masalah, selama kurun waktu 5 tahun terakahir Mr. M tersebut sangat jarang berada d Indonesia, misal ada keperluan yang penting banget aja baru datang k Indo.Mr.M dalam waktu 5 tahun selalu saja menyerahkan tugasnya pada bawahannya (Manager) dengan menggunakan Surat Kuasa , dan hal ini selama ini disetujui oleh Komisaris.
Dan yang menjadi pertanyaan adalah, apakah tindakan ini menyalahi hukum?
Thanks before.

kerjaan kantor ya?

tanya ama senior 18 dong

Bukan Om, ini soal test di slah satu Law Firm. Bingung kemarin....

masih jobseeker Om...

Dear Colleagues,

gw kebingungan soal kontrak investor dgn pemerintah, mohon bantuannya yaa

jadi gini, klien gw adalah investor dari luar negeri, mereka datang ke suatu propinsi di indo yg kebetulan lagi berencana bikin ibukota propinsi baru, singkat kata klien gw ngasih masterplan kota baru itu dan sudah disepakati oleh gubernur dan bappeda, hasil negosiasinya, klien akan bangunkan kotanya diatas tanah pemprov dan si klien akan ditunjuk oleh gubernur/pemprov sebagai "Master Developer", nah pertanyaannya :

1. Apakah boleh dgn kondisi diatas (biaya investor,tanah pemerintah), pemerintah dan investor membuat suatu kontrak pengembangan ibukota baru tersebut? ataukah perlu melalui suatu proses pelelangan terlebih dahulu?

2. Dasar hukumnya?

terima kasih rekans.

^
^

klo setau gw sich bukannya ada peraturan yang mengharuskan lelang dengan didasarkan kepada minimal nilai pengerjaannya .......

coba dech baca KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 337/KMK.01/2000 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN LELANG

nach skrng kalo ngomongin maslah daerah ..

timbul pertanyaan ... apakah itu termasuk kedalam otonomi daerah atau harus ada persetujuan dari pusat ???


CMIIW

FBI wrote:

^
^

klo setau gw sich bukannya ada peraturan yang mengharuskan lelang dengan didasarkan kepada minimal nilai pengerjaannya .......

coba dech baca KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 337/KMK.01/2000 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN LELANG

nach skrng kalo ngomongin maslah daerah ..

timbul pertanyaan ... apakah itu termasuk kedalam otonomi daerah atau harus ada persetujuan dari pusat ???


CMIIW

Dasar hukum lelangnya kok ga nyambung, lelang apa yg mau dijual? lelang apa tender?
-cmiiw