Harta Gono Gini

Suatu saat seorang pria bernama A menikah dengan seorang perempuan bernama B. Awal mulanya A adalah seorang Non Muslim, sebelum menikah A akhirnya memeluk agama Islam dan menikah secara Islam. Sebelum mereka menikah, untuk persiapan mereka membeli sebuah rumah (R1) di daerah Solo daerah asal si istri (B) dan rumah tersebut diatas namakan si istri (B). Namun kemudian mereka berdomisili di Jakarta karena pekerjaan. Dalam perjalanan pernikahan mereka dikaruniai 3 orang anak.
Selain rumah tersebut diatas (R1) dalam perkawinan mereka juga membeli rumah (R2) di Solo namun diatas namakan adik si istri (C) dengan alasan untuk mempermudah pengurusan jual beli. Namun tidak lama kemudian sertifikat (R2) tersebut di balik nama ke nama istri (B) dengan metoda hibah. Selain mempunyai R1 dan R2 tersebut mereka juga membeli R3 di Solo juga yang kepemilikannnya juga diatasnamakan si istri juga (B). Dalam perjalanan perkawinan mereka A banyak membantu keluarga besar B baik secara moril maupun materiil.

Seiring perjalanan waktu sering timbul konflik dalam rumah tangga mereka, si suami (A) juga memutuskan untuk kembali ke agamanya (Non Muslim). Si istri (B) pulang ke Solo dgn membawa anaknya yang paling kecil. Di Solo Si Istri (B) menggugat cerai suaminya (A) dengan alasan karena sudah tidak seiman. Gugatan cerai dikabulkan, hak asuh anak semua turun ke istri (B). Karena berlarut-larutnya perkara tersebut A tidak lagi fokus terhadap usahanya dan usahanya mengalami kebangkrutan. Kemudian A menyusul kembali ke Solo, dia mengajak berunding B untuk pembagian harta gono gini, namun B bersikeras bahwa semua harta benda yang ada di Solo adalah miliknya dan A tidak mempunyai hak sama sekali atas harta tersebut.

Yang menjadi pertanyaan adalah apakah benar pernyataan B tersebut ?
Dimanakah A dapat mengajukan gugatan gono-gini tersebut, di PN ataukah PA mengingat A sudah Non Muslim namun masih ber KTP Islam ?
R1 walaupun perolehannya sebelum pernikahan namun ada pihak yang tahu permasalahan tersebut dan bersedia bersaksi di pengadilan, apakah dengan demikian kepemilikan B dapat digugat ?
R2 adik B (C) mengakui bahwa prosesnya adalah dia hanya sebatas dipakai atas nama saja dalam pembelian awal R2 tersebut dan C juga bersedia bersaksi di pengadilan, apakah dengan demikian kepemilikan B dapat digugat ?

Demikian yang menjadi pertanyaan kami, mohon bantuan pendapat teman-teman. Terima kasih sebelum dan sesudahnya.

Coba cek disini ya, semoga membantu : http://legalakses.com/376-2/

http://legalakses.com/mengajukan-gugatan-cerai/

gua coba bantu jawab dgn ilmu gua yg cm seujung kuku yaa

fakta yg tdk terbantahkan adalah A dan B menikah secara sah menurut islam dan negara ( jika in case pernikahan mereka sah secara agama dan negara ya, dalam hal ini dicatatkan di KUA).. kemudian apakah diantara mereka memiliki prenuptial agreement atau perjanjian sebelum perkawinan ? jika tidak, maka jelas harta yg diperoleh selama perkawinan, baik harta tersebut hanya dibeli dengan uang suami atau hanya uang istri maka menjadi harta bersama dan masuk ke dalam harta gono gini..

mengenai R1, jelas bahwa harta tersebut diperoleh sebelum perkawinan, jd tdk bisa dimasukan kedalam harta gono gini.. lalu bagaimana jika A menginginkan hartanya tersebut ? mgkin itu bs didapatkan dgn gugatan biasa di PN, bukan di PA.

lalu bagaimana dgn R2 dan R R yang lain jika ada ? sekali lg jika harta tersebut didapat selama proses perkawinan dan diantara mereka tdk memiliki prenup agreement yg menjelaskan mengenai harta bersama dan harta bawaan, dll maka harta tersebut termasuk harta gono gini.. lohh kan semua harta tersebut atas nama istri ? atas nama itu kan salah syarat legal administratif agar jelas kepemilikan suatu barang, jd ga masalah klo harta tersebut atas nama istri, suami, atau pihak ketiga sepanjang harta tersebut dimiliki selama perkawinan secara sah, tidak melawan hukum dan dapat dibuktikan.

nah pertanyaan lu yg pertama ini nih yg gua masih ragu jawabnya, di PA atau di PN .. skrg doi ud Non Muslim tp perkawinan dulu dilaksanakan secara Islam.. KTP doi jg masih Islam.. ga konsisten bgt si tuh org.. heeee
mungkin butuh bantuan suhu2 yg lain utk ngejawab ini yaa.. tp klo gua sih cenderung ke PA, krn hakim nnti kan tnya bukti2 perkawinan mereka dulu yg de facto nya secara Islam, kemudian putusan perceraian yg jg di PA kan ..

Saran gua sih, bujuk ajak klien lu atau kerabat lu itu utk bicara secara kekeluargaan.. walaupun nnti dia menang di pngadilan, eksekusinya ribet boss.. heeeee

please CMIIW

Code:

http://www.lbh-apik.or.id/fact%20-%20gono-gini.htm

nak_ajuz wrote:

gua coba bantu jawab dgn ilmu gua yg cm seujung kuku yaa

kemudian apakah diantara mereka memiliki prenuptial agreement atau perjanjian sebelum perkawinan ? jika tidak, maka jelas harta yg diperoleh selama perkawinan, baik harta tersebut hanya dibeli dengan uang suami atau hanya uang istri maka menjadi harta bersama dan masuk ke dalam harta gono gini..

mengenai R1, jelas bahwa harta tersebut diperoleh sebelum perkawinan, jd tdk bisa dimasukan kedalam harta gono gini.. lalu bagaimana jika A menginginkan hartanya tersebut ? mgkin itu bs didapatkan dgn gugatan biasa di PN, bukan di PA.

lalu bagaimana dgn R2 dan R R yang lain jika ada ? sekali lg jika harta tersebut didapat selama proses perkawinan dan diantara mereka tdk memiliki prenup agreement yg menjelaskan mengenai harta bersama dan harta bawaan, dll maka harta tersebut termasuk harta gono gini.. lohh kan semua harta tersebut atas nama istri ? atas nama itu kan salah syarat legal administratif agar jelas kepemilikan suatu barang, jd ga masalah klo harta tersebut atas nama istri, suami, atau pihak ketiga sepanjang harta tersebut dimiliki selama perkawinan secara sah, tidak melawan hukum dan dapat dibuktikan.

nah pertanyaan lu yg pertama ini nih yg gua masih ragu jawabnya, di PA atau di PN .. skrg doi ud Non Muslim tp perkawinan dulu dilaksanakan secara Islam.. KTP doi jg masih Islam.. ga konsisten bgt si tuh org.. heeee
mungkin butuh bantuan suhu2 yg lain utk ngejawab ini yaa.. tp klo gua sih cenderung ke PA, krn hakim nnti kan tnya bukti2 perkawinan mereka dulu yg de facto nya secara Islam, kemudian putusan perceraian yg jg di PA kan ..

Saran gua sih, bujuk ajak klien lu atau kerabat lu itu utk bicara secara kekeluargaan.. walaupun nnti dia menang di pngadilan, eksekusinya ribet boss.. heeeee

please CMIIW

Code:

Gak ada perjanjian pra nikah gan, yah itulah karena awalnya mereka kawin kan husnudzon aja gan he...he.... Makanya semua juga diatas namain istri.
Si suami bukannya pengen nguasain harta tsb gan, dia cuma khawatir klo anak2 mereka terlantar, klopun nantinya ada yg dia dapet juga rencananya mo diatasnamain/dihibahin buat anak2nya buat bekal mereka. Soalnya ada pihak ketiga yang gelagatnya ada itikad krg bener, total R tadinya ada 5 dah dijual 2, duit dah dibagi, nah bagian A tuh dah abis-bis gak ketahuan juntrungannya akibat ajakan2 invest dr phk ke 3 tsb.

Si B keukeuh klo R2 yg dia dapet by hibah dr adiknya tuh bukan termasuk harta bersama, padahal si adik yg ngehibahin pun udah ngakuin kalo yg beli tuh duit dari A (suami)

Ane bukan kuasa hukum/konsultan/praktisi hukum gan, ane cuma temenan aja ama keluarga mereka. Ane kasian liat si A aja gan, dia sering curhat ke ane mslh tsb soalnya dia bingung gak ada sodara, pdhl jujur orgnya baek banget dah. Bolehlah voting di lingkungan mereka klo gak percaya he...he...
Sbg tambahan info bukannya ngecilin peran B, si A tadinya bujangan sukses, petinggi salah satu perusahaan sedangkan si B tadinya staf dia yg berenti ngantor jadi ibu rmh tangga setelah nikah dgn A.

Bener agan emang klo bisa diajak rundingan baek2 enak penyelesainna. Semua pihak boleh aja ngomong apa aja demi pembenaran atas tindakan yg mereka lakuin, tapi apakah Nurani mereka juga omong sama dgn mulut mereka. Itu yg susah gan, nyamain mulut ama nurani he....he.....
Tapi thanks sharingnya

itu anak pd umur brp emg masing2 ? masih dbwh umur semua ? koq bs jatuh ke tangan ibunya semua ? kata lu td si istri cm ibu rumah tngga kan ? apa dalilnya dia ke majelis klo dia berhak dan sanggup menafkahi ketiga anaknya ?
anehhh

suruh sabar aja si A gan.. banyak2 berdoa sesuai agama dan kepercayaan masing-masing sambil berharap tuh ex istrinya berubah pikiran dan bs urus dan rawat dgn baik tuh anak2nya
*sok bijak*